Assalamualaikum

Glitter Text Generator at TextSpace.net

Tuesday, September 4, 2012

Remember Allah :)

INGATI ALLAH DALAM SENANG, ALLAH AKAN INGAT KAMU DALAM SUSAH,
INGATI ALLAH SEMASA MUDA, ALLAH AKAN INGAT KAMU SEMASA TUA,
INGATI ALLAH BILA KAMU SIHAT, ALLAH AKAN INGAT KAMU BILA KAMU SAKIT,
INGATI ALLAH KETIKA KAMU LAPANG, ALLAH AKAN INGAT KAMU KETIKA KAMU SIBUK,
INGATI ALLAH SAAT KAMU HIDUP, JADI ALLAH AKAN INGAT KAMU SAAT KAMU MATI..

Saturday, September 1, 2012

PUTERA PUTERI RASULULLAH SAW

Rasulullah saw mempunyai 3 orang putera iaitu:

Al-Qasim, dilahirkan di Makkah sebelum Muhammad diangkat menjadi Nabi. Al-Qasim meninggal di Mekah pada usia dua tahun. Namun menurut Qatadah, Al-Qasim meninggal ketika ia sudah boleh berjalan. 

Abdullah, dinamakan juga dengan at-Thayyib (yang baik) dan at-Thahir (yang suci) karena ia dilahirkan sesudah Islam. Ada pendapat yang mengatakan bahwa at-Thayyib dan at-Thahir ini adalah putra Rasulullah SAW yang lain, namun pendapat pertama adalah yang benar.

Ibrahim, dilahirkan dan wafat di Madinah tahun sepuluh hijriah pada usia tujuh belas atau lapan belas bulan. Ada pendapat yang mengatakan Rasulullah SAW memiliki putra lain yang bernama Abdul Uzza tapi pendapat ini sangat lemah karena Allah SWT telah mensucikan dan melindungi Nabi SAW dari hal demikian (penamaan anak Abdul Uzza yang berarti hamba Uzza nama salah satu berhala Quraisy-pentj.)


Puteri-Puteri Rasulullah saw ialah:

Zainab, menikah dengan Abu Al-Ash bin Rabi’ bin Abdul Uzza bin Abdul Syams sepupu Zainab, karena ibunya adalah Hala binti Khuwailid (saudara dari Khadijah binti Khuwailid). Zainab mempunyai anak bernama Ali yang meninggal waktu kecil dan Umamah yang digendong oleh Nabi SAW waktu solat dan setelah dewasa menikah dengan Ali bin Abi Talib setelah Fatimah wafat.

Fatimah, menikah dengan Ali bin Abi Thalib. Dari pernikahan tersebut Fatimah melahirkan Hasan, Husain, Muhassin yang meninggal waktu kecil

Ummu Kultsum yang menikah dengan Umar bin Khattab, dan Zainab yang menikah dengan Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib.

Ruqayyah, menikah dengan Ustman bin Affan. Meninggal di pangkuan Ustman. Ustman lalu menikahi Ummu Kultsum (adik Ruqayyah) yang juga meninggal di pangkuannya. Ruqayyah memiliki seorang putra yang bernama Abdullah sehingga Ustman dipanggil dengan kunyah Abu Abdullah.




WANITA PERTAMA MASUK SYURGA

Pada suatu hari Fatimah bertanya Rasulullah, 


"siapakah perempuan pertama yang bakal masuk syurga?" 

Baginda menjawab, "seorang wanita yang bernama Muti’ah" 

Fatimah terkejut, ternyata bukan dia seperti yang dibayangkannya. 

"Mengapa orang lain, pada hal dia adalah puteri Nabi?"

Timbul keinginannya untuk mengetahui siapakah Mutiah itu. "Apakah gerangan yang dilakukannya sampai mendapat penghormatan begitu tinggi?" 

Sesudah meminta izin daripada suaminya, Ali bin Abu Talib, Fatimah berangkat mencari rumah Mutiah. Puteranya yang masih kecil Hasan menangis ingin ikut lalu didukungnya Hasan ke rumah Mutiah.

Fatimah mengetuk pintu rumah Mutiah dan memberi salam. 

"Wa’alaikumussalam! Siapa di luar?" Terdengar jawapan lemah lembut dari dalam. Suara cerah dan merdu.

“Saya Fatimah, puteri Rasulullah”

“Alhamdulillah, alangkah bahagianya saya hari ini, Fatimah sudi berkunjung ke gubuk saya” terdengar kembali jawapan dari dalam. Kali ini nyata lebih gembira lagi makin dekat dengan pintu.

“Sendirian Fatimah?” Tanya Muti’ah

“Aku ditemani Hasan” Kata Fatimah

“Aduh, maaf ya” suara Muti’ah terdengar menyesal.

"Saya belum mendapat izin suami untuk menemui tamu lelaki" jawab Muti’ah

"Tapi Hasan masih kecil" jelas Fatimah

"Meskipun kecil, Hasan lelaki. Esok saja datang lagi, saya minta izin kepada suami," sahut Mutiah tidak kurang kecewanya.

Esoknya Fatimah datang dengan membawa Husain sekali. Selepas memberi salam dan dijawap gembira, Mutiah berkata dari dalam.

"Datang dengan Hasan Fatimah? Suami saya sudah memberi izin"

"Ya dengan Hasan dan Husain"

"Ha? Mengapa tidak beritahu dari kelmarin?"

"Yang dapat izin cuma Hasan. Husain belum. Saya terpaksa meminta izin dari suami" jawab Muti’ah.

Hanya esok harinya baru mereka disambut baik oleh Mutiah di rumahnya. Keadaan rumah itu sangat sederhana. Tidak ada satu pun perabot mewah. Namun semuanya teratur rapi membuat tetamu senang berada di rumah itu. Fatimah kagum melihat suasana yang menyenangkan itu. Sehingga Hasan dan Husain yang biasa di rumah orang, kali ini nampak asyik bermain.

"Maaf ya, saya tidak boleh menemani Fatimah duduk. Sebab saya sedang menyiapkan makanan untuk suami saya" kata Muti’ah sambil sibuk di dapur.

Hampir waktu tengahari, masakan itu sudah siap semuanya lalu diletakkan diatas talam. Mutiah mengambil rotan dan diletakkan di sebelah hidangan.

Fatimah bertanya kepada Mutiah "suamimu kerja di mana?"

"Di ladang.." Jawab Muti’ah

"Sebagai pengembala?" soal Fatimah.

"Bukan. Bercucuk tanam" Jawab Muti’ah lagi.

"Tapi mengapa kau bawakan rotan juga?" tanya Fatimah.

"Rotan itu saya sediakan untuk keperluan lain. Kalau suami saya sedang makan, saya tanyakan apakah masakan saya sedap atau sebaliknya. Kalau suami saya jawab, “sedap”, takkan terjadi apa-apa. Jika tidak sedap, rotan itu saya berikan kepadanya agar dirotan punggung saya sebab ia tidak menyenangkan suami".

"Atas kehendak suamimukah kau bawa rotan itu?" tanya Fatimah.

"Oh, sama sekali tidak. Suami saya seorang yang penyayang. Ini semata-mata kehendak saya agar jangan sampai menjadi isteri derhaka kepada suami."

Fatimah lantas meminta izin pulang. Dalam hati berkata, patut kalau Mutiah menjadi perempuan pertama masuk syurga, lantaran baktinya kepada suami begitu besar dan tulus.

Diberitakan dalam berjuta-juta wanita di dunia ini, Muti’ah yang paling awal akan masuk ke dalam syurga. Apakah keistimewaan beliau mengatasi wanita lain?
Hanya Allah yang mengetahuinya. Tapi daripada sejarah cerita yang dikhabarkan, saya membuat andaian, Muti’ah sangat sangat menghormati suaminya. Sangat sangat taat kepada suaminya. Layanan beliau kepada suaminya mungkin yang terbaik mengatasi wanita lain.

Wallahu a’lam

Kerja Sebagai Ibadat

untuk menjadikan pekerjaan yang kita lakukan menjadi satu Ibadat adalah dengan 3 perkara y utama iaitu:

1. NIAT IKHLAS KERANA ALLAH SWT - kita perlulah niat atas segala pekerjaan yang kita lakukan sebagai ibadat kepada Allah dan melaksanakannya dengan ikhlas kerana Allah swt. Hal ini penting supaya kita akan memperoleh keberkatan dari Allah swt dalam pekerjaan yang kita lakukan. Kita juga haruslah menjauhkan perkara syirik seperti melakukan sihir kerana adanya perasaan dengki/hasad dengki terhadap rakan sekerja.     

2. AMANAH DALAM KERJA - kita perlulah melaksanakan segala kerja yang dipertanggungjawabkan kepada kita dengan penuh amanah. Yang mana, kita hendaklah melakukan kerja mengikut prosedur yang digariskan, tidak membuang masa dengan melakukan perkara yang tiada kaitan dengan urusan kerja dan amanah dalam menyiapkan kerja yang diberikan mengikut masa yang ditetapkan supaya urusan yang diamanahkan dapat berjalan dengan baik. 

3. TEKUN DALAM MELAKUKAN KERJA - kita perlulah mengamalkan sikap2 terpuji/positif sebagai seorang pekerja seperti rajin dan tekun secara konsisten dalam melaksanakan kerja kita.